Mei 18, 2012

Untuk Sahabat

Tidak ada persahabatan yang sempurna di dunia ini. Yang ada hanya orang-orang yang berusaha sebisa mungkin untuk mempertahankannya.

Salah satu kutipan yang aku temukan dalam sebuah novel. -Refrain by Winna Efendi-
Dan aku sepenuhnya setuju dengan statement tersebut. Sebuah persahabatan bisa dimulai dengan awal yang berbeda-beda. Mungkin ada yang memulainya dengan sebuah kebetulan, sebuah senyuman, sebuah kecelakaan, atau bahkan tidak sedikit yang mengawali persahabatan mereka dengan sebuah permusuhan. Unik memang. Tapi awal pertemuan itulah yang akan menambah manis sebuah persahabatan.

Kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi esok, akan bertemu dengan siapa, bahkan akan disakiti oleh siapa. Kita tidak pernah tahu. Begitupun dengan sebuah persahabatan, kita tidak tahu  akan bertemu dengan siapa dan akhirnya besahabat, atau kita tidak tahu akan bermusuhan dengan sipa dan akhirnya bersahabat.

Tidak ada yang sempurna. Sama halnya dengan persahabatan. Kalau meminjam cerita dalam novel Confeito, seperti sekumpulan permen dalam toples. 
Permen yang memiliki warna berbeda-beda, seperti kita yang memiliki sifat yang berbeda-beda pula. Saling bergesekan dalam tempat yang sama, berbenturan, bersenggolan satu sama lain ketika toples tersebut digoyangkan. Tapi akhirnya bisa tenang lagi ketika dikembalikan ke meja datar.

Semua orang mempunyai cerita yang berbeda-beda tentang persahabatan mereka. Termasuk aku tentunya. 
Sebuah cerita yang banyak menggoreskan tintanya dalam kanvasku. Penuh warna, melebihi warna pelangi. Terang dan redup silih berganti. Memberikan air mata dan pastinya banyak tawa yang diukir.

Bagaimana pun kita memulainya, bagaimana pun kita menghadapinya, bagaimana pun kita melaluinya, yang aku tahu dulu, sekarang, dan esok aku tetap berusaha untuk mempertahankan persahabatan yang aku punya. Persahabatan yang hadir in my little journey.
Because friendship is the nicest things I can have.


This is for you. For the peoples around me. Whenever you are, always give me the supports.
Thank you !!
 

Mei 17, 2012

#QOUTES (10) from Refrain by Winna Efendi


when you take a photograph of someone, you take a portrait of their soul.

butuh sebuah pengorbanan untuk meyadari bahwa cinta tidak seperti negeri dongeng yang selalu berakhir bahagia.

cinta itu nggak memiliki. Semua orang bebas merasakannya, menyimpannya. Tapi, kalau kamu terlalu takut untuk mengakuinya, selamanya kamu bisa terperangkap di dalamnya.

but you know, life's all about choises. kita tidak akan tahu jika kita tidak berani menuruti kata hati.

mimpi itu bukan deadline. Bukan sesuatu yang nggak bisa berubah. Bukan sesuatu yang datang dan pergi begitu aja.

kita nggak bisa memaksakan perasaan seseorang untuk menyukai kita. Yang bisa kita lakukan cuma merelakan, berharap supaya dia bahagia.

ada tiga jenis orang di dunia ini ; orang yang memiliki mimpi lalu memilih untuk mengejarnya sampai dapat, orang yang memiliki mimpi tapi tidak melakukan apa-apa, dan orang yang sama sekali tidak mempunyai mimpi.

karena cinta tidak ingin bertahan dalam hati dua orang yang tidak menginginkan hal yang sama. Karena jika salah satunya tidak memiliki ruang yang cukup untuk cinta, maka cinta akan beranjak pergi.

Review : REFRAIN-Saat Cinta Selalu Pulang



 


Judul                   : Refrain-Saat Cinta Selalu Pulang
Penulis                : Winna Efendi
Penerbit               : Gagas Media

Sinopsis buku :
Tidak ada persahabatan yang sempurna di dunia ini, yang ada hanya orang-orang yang berusaha sebisa mungkin untuk mempertahankannya.

Ini bisa jadi sebuah kisah cinta biasa. Tentang sahabat sejak kecil, yang kemudian jatuh cinta kepada sahabatnya sendiri. Sayangnya, di setiap cinta harus ada yang terluka.


Ini barangkali hanya sebuah kisah cinta sederhana. Tentang tiga sahabat yang merasa saling memiliki meskipun diam-diam saling melukai.


Ini kisah tentang harapan yang hampir hilang. Sebuah kisah tentang cinta yang nyaris sempurna, kecuali rasa sakit karena persahabatan itu sendiri.


***
 
Refrain, sebuah novel dari Winna Efendi. Tentang persahabatan antara Nata dan Niki yang terjalin sejak kecil. Nata, seorang laki-laki pendiam, bahkan terkesan cuek terhadap perempuan, hobi main gitar dan membuat lagu, akhirnya bisa menjalin persahabatan dengan Niki tetangga barunya. Niki, perempuan yag sangat ceria dan mudah bergaul tak henti-hentinya mengajak Nata bermain ketika kecil dan sampai akhirnya mereka bersahabat, mempunyai mimpi untuk bisa ikut menjadi anggota cheerleader di sekolahnya.

Mereka berdua berbagi senang dan sedih bersama, menghabiskan waktu bersama, mempunyai tempat rahasia dan melakukan kegiatan rutin setiap hari untuk bersenda gurau di atas trampolin menjelang langit berganti malam.

Mereka tidak menyadari rasa yang berubah dalam persahabatannya. Hingga akhirnya Nata menyadarinya terlebih dahulu dan mengambil keputusan untuk menyimpannya sendiri.

Cerita berlanjut ketika datang sosok Annalise yang merupakan seorang anak dari model ternama, Anna bergabung dalam kisah persahabatan Nata dan Niki. 

Sebenarnya, ini memang kisah yang sangat sederhana dan temanya sudah banyak diangkat baik dalam novel, cerita, dan lain-lain.
Tentang persahabatan masa kecil yang berubah menjadi cinta. Tentang cinta segitiga yang membelit dalam sebuah persahabatan.

Tapi Winna dapat mengemas tema sederhana ini menjadi sangat menarik, tidak membosankan dan...membuatku lebih mengerti sebuah arti persahabatan, bahkan persahabatan yang dibumbui cinta. Novel yang sangat bagus untuk para teen. 

Novel yang bisa membuat kita merasakan bagaimana sakit yang dirasakan oleh Nata, Niki, bahkan Annalise. Novel yang bercerita bagaimana cara Nata menghadapi perasaannya, Niki dengan perasaan Nata dan perasaannya sendiri, serta Anna dengan keputusan yang diambilnya ditengah kedua sahabatnya.

Tidak hanya isinya, covernya pun sangat menarik dan berbeda dengan novel-novel lainnya sehingga lebih mencolok ketika berada di barisan rak buku di Gramedia. Terdapat amplop biru disampul depan dengan sehelai kertas di dalamnya bertuliskan “ It’s always been you...”

Tapi mungkin ada beberapa bagian penulisan yang harus diperbaiki dalam pengetikannya, seperti :

-          Tanpa mengenakan kaus yang menutupi dadanya yang telanjang. dDia menelusuri tangga lebar-lebar. . .  (hal 39)

-          Mendegra omongan Niki, Nata malah ngin merangkulnya . . . (hal 77)

Walaupun begitu, banyak kata-kata yang aku sukai dalam novel ini. Sehingga banyak penanda kertas yang aku selipkan di tiap halamannya. 
Mungkin nanti aku bisa membuat post tentang kutipan-kutipan yang aku sukai di buku ini :) Two thumbs for Winna Efendi !


 

Blog Template by YummyLolly.com